Perkembangan Masjid di Eropa: Menjaga Identitas dalam Konteks Multikulturalisme

Eropa, benua yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, telah menyaksikan perkembangan pesat masjid-masjid di beberapa dekade terakhir. Peristiwa ini seiring dengan meningkatnya jumlah populasi Muslim di benua tersebut karena imigrasi dan perpindahan penduduk dari negara-negara mayoritas Muslim ke Eropa. 

Indonesia yang menjadi negara dengan populasi muslim terbesar di dunia berbanding lurus dengan masjid yang berada dimana-mana. Desain masjidnya juga beraneka ragam, biasanya yang paling nampak adalah kubah masjidnya. Para takmir masjid terbiasa melibatkan tenaga ahli untuk merancang kubah masjid. Termasuk diantaranya kubah masjid besutan Kubah Masjid Indonesia. Ada beberapa tahapan agar masjid di lingkungan Anda bisa di survey

  • Kami mengirimkan surat penawaran harga pada customer
  • Bila cocok dengan harga yang kami tawarkan, kami lanjut survey lokasi
  • Setelah survey dan deal kami buatkan kontrak kerja 
  • Customer melakukan pembayaran DP dan kami mulai proses fabrikasi
  • Fabrikasi selesai kami kirim barang ke customer untuk melakukan pemasangan
  • Pemasangan selesai, customer melakukan pelunasan
  • Selesai

Perkembangan masjid di Indonesia juga menjaid salah satu rujukan masyarakat muslim Eropa, artikel ini akan mengupas lebih lanjut tentang perkembangan masjid di Eropa, tantangan yang dihadapi, serta peran mereka dalam konteks multikulturalisme.

Sejarah Perkembangan Masjid di Eropa

Masjid pertama di Eropa didirikan pada abad ke-8 di Spanyol oleh para penguasa Muslim. Seiring waktu, hubungan antara peradaban Islam dan Eropa berkembang dengan adanya pertukaran budaya dan pengetahuan melalui perdagangan dan kerjasama ilmiah. Namun, pada abad ke-15, Reconquista berhasil mengusir orang-orang Muslim dari Spanyol, menyebabkan jumlah masjid berkurang drastis.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, seiring dengan migrasi buruh dari wilayah-wilayah jajahan Eropa di Afrika Utara dan Timur Tengah, jumlah komunitas Muslim di Eropa semakin meningkat. Hal ini memicu pembangunan kembali masjid sebagai pusat keagamaan dan budaya bagi para imigran Muslim.

Pertumbuhan Masjid dan Arsitektur:

Pada beberapa dekade terakhir, Eropa menyaksikan pertumbuhan pesat jumlah masjid yang mencerminkan gaya arsitektur yang beragam. Beberapa masjid dirancang dengan gaya tradisional Timur Tengah, dengan menara-menara tinggi dan kubah, sementara yang lain menampilkan pendekatan modern yang mencampurkan elemen tradisional dan kontemporer.

Beberapa negara, seperti Turki, telah membiayai pembangunan masjid sebagai simbol diplomasi dan untuk mengakomodasi kebutuhan komunitas Muslim mereka di Eropa. Masjid-masjid ini seringkali menjadi titik fokus bagi para imigran Muslim dalam menjalankan ibadah, merayakan perayaan agama, dan menjaga ikatan sosial dengan sesama Muslim.

Tantangan dan Kontroversi:

Perkembangan masjid di Eropa juga tidak terlepas dari tantangan dan kontroversi. Beberapa kelompok atau individu di Eropa, termasuk kelompok-kelompok ekstremis sayap kanan, telah menentang pembangunan masjid dan ekspresi Islam di masyarakat. Mereka seringkali berargumen bahwa masjid-masjid ini dapat mengancam identitas budaya dan agama Eropa.

Selain itu, terdapat perdebatan seputar pemakaian simbol-simbol agama di ruang publik, termasuk masjid, dengan beberapa negara Eropa membatasi penggunaan simbol-simbol agama di ruang publik untuk mempertahankan prinsip pemisahan agama dan negara.

Peran Masjid dalam Konteks Multikulturalisme:

Meskipun menghadapi tantangan dan kontroversi, masjid-masjid di Eropa telah memainkan peran penting dalam konteks multikulturalisme. Mereka tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial dan budaya bagi para komunitas Muslim.

Masjid-masjid di Eropa sering menjadi tempat untuk mengadakan diskusi, seminar, dan kegiatan interfaith yang mendorong dialog antaragama dan toleransi. Ini membantu mempromosikan pemahaman yang lebih baik antara komunitas Muslim dan mayoritas penduduk di Eropa.

Selain itu, masjid juga menjadi tempat untuk memberdayakan para imigran Muslim dengan menyediakan berbagai program, seperti bimbingan belajar, kursus bahasa, dan dukungan sosial bagi mereka yang baru tiba di Eropa. Dengan cara ini, masjid berkontribusi pada integrasi sosial dan ekonomi para imigran Muslim ke dalam masyarakat Eropa.

Di akhir artikel, penting untuk dicatat bahwa perkembangan masjid di Eropa merupakan bagian dari dinamika multikulturalisme yang terus berkembang di benua ini. Dalam menghadapi tantangan dan kontroversi, penting bagi pemerintah dan masyarakat Eropa untuk mencari solusi yang menghormati hak asasi manusia, kebebasan beragama, dan nilai-nilai multikulturalisme untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan harmonis.

A. Rosad

Tinggalkan komentar